Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Kamis, 11 Februari 2016

Kota Terpadu Rasau Jaya

Share

Perjalanan saya kali ini menuju Kota Terpadu Rasau Jaya. Di perjalanan saya melihat tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di mana tumpukan sampahnya menggunung. Perjalanan lanjut melintasi lapangan tembak Polda Kalbar, lahan penyemaian cabe dan sawit, tanaman tebu, sawah, kebun jagung dan nanas serta sebuah pura bagi umat Hindu.


Rasau Jaya terkenal akan tanah gambutnya dan komoditi utamanya yaitu nanas dan jagung. Hampir di sepanjang pertengahan jalan terdapat kios-kios yang menjual jagung mentah. Namun, harganya belum tentu lebih murah daripada di Pontianak. Apalagi calon pembeli datang menggunakan mobil, ya harganya bisa dipasang tinggi oleh si penjual. Maklum.




Karena gambutnya tanah di sana, jalan jadi bergelombang. Beberapa titik jalan turun dan tergenang air karena tingginya curah hujan di bulan Februari ini.



Pasar Rasau Jaya terletak di kanan kiri jalan raya utama. Tidak besar memang karena jalan raya di sana hanya merupakan jalur lintasan kendaraan ke dermaga menuju daerah pedalaman. Jadi hanya penduduk setempat yang berbelanja di pasar. Di sana terdapat toko pakaian, toko emas, toko kelontong, toko elektronik, warung makan, showroom motor, bengkel, dan bank Kalbar dan Mandiri. Mayoritas pedagang di sana adalah orang Jawa karena memang Rasau Jaya adalah daerah transmigrasi.



Dari kawasan pasar ini, saya berbelok ke arah kiri memasuki kawasan Rasau Jaya 2. Dari sana kita bisa menuju desa Sungai Bulan dengan menggunakan motor air. Rasau Jaya 2 ini ramai penduduknya. Pemukiman pendudk berada di sisi kanan dan kiri parit besar yang membelah kawasan ini. Namun, jumlah rumah pemukiman penduduk di sisi kanan parit lebih banyak dibanding di sebelah kiri parit. Di sebelah sisi parit masih banyak terdapat lahan luas yang ditanami padi dan jagung. Terlihat beberapa petani sedang bekerja di sawah mereka.





Parit besar yang membentang bak sungai kecil ini membuat daerah ini begitu indah terutama jika air sedang pasang. Masyarakat sekitar ada yang menggunakannya untuk mandi, mencuci pakaian, dan sarana transportasi sampan. Namun sayang waktu saya ke sana air sedang surut dan sampah mulai banyak yang dibuang ke dalamnya. Sungguh pemandangan yang menyedihkan. Tempat pemakaman agak banyak di daerah ini. Ada pemakaman Tionghoa dan umat Kristiani. Ada juga sebuah peternakan sapi potong. Apabila sedang beruntung, kita dapat melihat sapi-sapi yang merumput bagaikan di kebun sapi. Bukan hanya itu, supplier ikan asin atau ikan kering pun ada di sana. Kita dapat membeli langsung di sana dengan harga relatif lebih rendah dibandingkan harganya di pasar.









Saatnya kembali ke jalan utama Rasau Jaya umum. Perjalanan dilanjutkan menuju Rasau Jaya 3 di sebelah kanan jalan raya. Menuju daerah ini kita melewati jembatan di atas parit besar yang juga mirip sungai kecil.  Kita juga melintasi jalan yang menuju daerah bintang emas. Di Rasau Jaya 3 ini terlihat banyak kebun sengon, singkong, jagung, rambutan, cempedak, lidah buaya, dan sawit.





Jumlah penduduk di daerah mungkin tidak sebanyak di Rasau Jaya 2. Jumlah kendaraan yang melintasi jalannya pun tidak banyak. Rumah-rumah di sana memiliki lahan yang luas. Di depan beberapa rumah terlihat gabah kering yang sedang dijemur. Ada penduduk yang menggunakan lahan yang luas tersebut untuk berkebun dan berternak bebek dan ayam kampung. Jika kita masuk lebih dalam di daerah ini, maka kita akan menemukan beberapa kandang ayam buras yang besar. Daerah yang jauh dari pemukiman penduduk ini memang cocok untuk peternakan ayam. Selain peternakan ayam, ada juga peternakan sapi potong. Ladang rumput yang masih luas dan ditumbuhi rumput dengan subur sangat mendukung pertumbuhan sapi yang besar dan sehat.



Keluar dari Rasau Jaya 3 perjalanan saya lanjutkan ke kanan menuju dermaga penyeberangan ferry. Bukan hanya ferry yang ada sebagai alat transportasi penyebarangan, terdapat juga motor air atau klothok dan speedboat. Dermaga ini penting fungsinya sebagai penghubung ke daerah-daerah pedalaman seperti ke kecamatan teluk pakedai, kubu, melano dan bahkan kab. Kayong Utara dan Ketapang. Namun sayang dermaga yang telah berdiri selama 33 tahun ini telah mengalami kerusakan karena dimakan usia sejak 3 tahun lalu. Kerusakan ini membuat kegiatan bongkar muat terkendala. Menurut kabar berita, dibutuhkan dana sebesar 75 miliar untuk mengembalikan fungsi dermaga ini.

 
 

Itulah sepenggal kisah perjalanan saya ke Rasau Jaya. Informasi ini akan saya update bila saya ke sana lagi.





0 komentar:

Posting Komentar